Sekitar satu minggu yang lalu (13/3) kami bertolak dari Belitung untuk melintas dan bersilaturahmi ke kabupaten sebelah (Belitung timur). Susana pagi itu agak mendung, katanya sedikit gerimis di Tanjungpandan, namun di temapat saya di Air Seruk hanya mendung saja dan belum ada tanda-tanda mau hujan. Pagi itu saya ikut rombongan Centrum Arate Institute untuk mengikuti kegiatan diskusi yang akan diadakan di kawasan hutan Mangrove Pantai Tambak Kecamatan Damar.
Tepat pukul setengah delapan (07.30) saya dijemput oleh rombongan menggunakan mobil.
Kami memilih jalur Jalan Tengah rute ke Manggar dari jalur lintas Air Seruk-Buluh tumbang-Badau hingga sampai ke Manggar, dari Manggar kami turun lagi menuju Desa Sukamandi kecamatan Damar. Cukup jauh masuk ke dalam dari lokasi pinggir jalan raya. Kami harus melewati beberapa lokasi tambang timah IUP PT. Timah lalu melewati beberapa kebun-kebun masyarakat dan dari kejauhan sudah terlihat pantai yang indah.
"Selamat Datang di Pantai Tambak"
Kami sampai di lokasi sekitar pukul 09.00, kamipun langsung disambut "yang punya tempat" Bang Yudi namanya. Selamat datang pak, begitu ucapannya saat kami mulai turun dari kendaraan. Saya ikut memperkenalkan diri-kebetulan saya sendiri yang baru untuk pertama kalinya ke lokasi, untuk rekan-rekan rombongan yang lain sudah beberapa kali ke lokasi.
Romogan kami terdiri dari empat orang, saya, Akbar (Ketua Belitung Biodiversity Observer), Pak Saefudin dan Pak Bambang dari Centrum Arate Institute. Kesan pertama saaat tiba dilokasi, perasaan saya langsung senang karena melihat shelter bibit yang ada di tempat Bang Yudi. Terdapat beberapa jenis bibit Mangrove yang siap tanam dan beberapa sudah ditanam, hal ini terlihat dari Bak benih yang kosong.
Saya berjalan dan berkeliling di kawasan mangrove, dalam hatiku tempatnya enak banget Asri. Pohon-pohon mangrove yang hijau, aliran sungai yang gemericik serta bunyi "ketaer" yang saling sahut bersahutan seakan memberikan ucapan selamat datang kepada kami. Pintu masuk Mangrove tertulis Selamat datang di Mangrove Komunitas Akar Bakau.
Agenda hari itu adlah diskusi mengenai lingkungan dengan Guru beserta siswa dari SMA Negeri 1 Damar. Kebetulan yang menjadi wakil komunitas Akar Bakau adalah Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Damar, sehingga kegiatan diskusi juga lebih banyak melibatkan guru dan siswanya.
Sebelum kegiatan dimulai saya dan rekan saya Akbar ngobrol-ngobrol santai dengan Bang Yudi.Bang Yudi bercerita soal kegiatan pengelolaan Mangrove yang dia lakukan sejak satu tahun belakangan. Ternyata track, rumah singgah dan yang lainnya Bang Yudi bangun secara pribadi. Wah keren juga dalam hatiku. Bang Yudi melanjutkan ceritanya teman-temannya di Jakarta boleh saja punya banyak uang, tapi mereka tidak bisa seperti saya hidup santai-santai seperti ini-sambil tertawa Bang Yudi mengatakan hal itu. Saya merasa khawatir saja jika tempat ini rusak oleh aktivitas penambangan timah, padahal jelas-jelas di kawasan pantai tidak boleh menambang timah. Menambanglah di lokasi-lokasi yang memang dibolehkan untuk menambang.
Bersambung . . .
Comments
Post a Comment