Beberapa hari ini saya baru membaca sebuah buku yang ditulis oleh ahli ekonomi Indonesia yang sangat gencar dengan semangat perubahan-Rheinald Kasali namanya. Buku yang ditulis oleh beliau berjudul "Cracking Zone". Buku yang baru saya baca ini sebenarnya sudah lama diterbitkan kurang lebih 4 tahun yang lalu sehingga saya merasa kurang up date terhadap perkembangan buku, karena baru kali ini saya bisa membaca buku tersebut. Namun meskipun demikian saya merasa perlu menuliskan beberapa catatan penting diblog ini mengenai buku tersebut, agar semangat perubahan yang sering penulis buku kumandangakan dapat sama-sama kita ketahui--minimal kepada kita yang belum tahu.
***
Cracking Zone, terdiri dari dua buah kata yang sebenarnaya sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari Cracking dan Zone. Sebelum memahami makna cracking zone, terlebih dahulu kita pahami siapa pelaku dari Cracking zone atau para cracker. Para cracker menurut Rheinald Kasali adalah orang-orang pemecah kode-kode perubahan, ia tidak menganut asas "wait and see" yang biasa dianut oleh para profesional-konvensional, melainkan segera bertindak.
Cracking zone dilakukan oleh orang-orang yang melihat celah, seperti namanya crack berarti patahan, letusan, atau retakan. Ketika suatu perubahan besar terjadi, alam ini sebenarnya mengalami tumbukan dari dua lempeng yang besar. Ketika itu timbullah letusan. Ada sekelompok orang yang mampu melihat kesempatan itu atau memanfaatkannya dan berhasil menerobos celah tersebut. Namun sebagian yang lainnya--yang masih menganut asas wait and see--tidak melihat celah itu, sehingga tetap berada di zona yang lama.
Seorang cracker adalah bintang diabat ke-21. Jurus-jurus yang dikuasainya berada setingkat atau dua tingkat diatas leader. Dialah orang yang dibutuhkan untuk melakukan cracking zone dan membentuk landscape baru. Seorang caracker akan selalu berusaha menghindari zona nyaman atau comfort zone. Pada bagian terakhir dari buku tersebut Prof. Reheinald mengutarakan beberapa poin penting mengenai bagaiman cara keluar dari zona nyaman atau comfort zone. Adapun caranya yakni sebagai berikut :
- Ubalah kebiasaan bekerja dengan cara-cara lama. Carilah cara yang baru. mustahil memperoleh hasil yang luar biasa dengan cara-cara kerja yang biasa saja.
- Berpikir Perasaan "It's me". Orang akan merasa senang menjalankan apa yang mereka rasa berasal dari mereka, atau dengan kata lain orang akan senang menunjukan bahwa dirinyalah yang menemukan solusi itu.
- Tetapkan target yang lebih tinggi. Dengan target yang target yang tinggi, kita akan dipaksa mengeluarkan energi yang lebih besar.
- Ciptakan atau tempatkan diri pada kondisi krisis. Banyak orang yang membenci krisis, perlu diketahui bahwa krisis adalah kesempatan yang bagus untuk berubah karena pad saat itu mata terbuka dan otak kembali bekerja.
- Libatkan anak muda dalam sebuah sistem. Anak muda biasanya lebih mampu untuk berfikir out of the box, ketimbang orang-orang lama yang sering melakukan hal-hal rutin.
Comments
Post a Comment